Indonesia English

Penjualan Batik 2011 Mencapai 1 Trilliun

Ditulis pada Selasa, 10 April 2012 | Kategori: Update Informasi | Dilihat 1488 kali

Image"Penjualan Batik mencapai 1 Trilliun". Hal itu dikatakan Dirjen Pemasaran Pariwisata Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar), Sapta Nirwandar. Pada 2010 kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia mencapai 7 juta wisman. Wisatawan tersebut mampu memberikan kontribusi terhadap pembelian batik sebesar Rp 1 triliun.

Wisman berbelanja batik sekitar Rp 1 triliun, mulai dari souvenir, baju, hiasan dan lainnya yang terbuat dari batik. Untuk satu kunjungan mereka habiskan USD1000," kata Sapta, usai menghadiri acara World Batik Summit, di Jakarta Convention Centre (JCC), Rabu, (28/9).

Menurutnya, batik sangat tinggi nilainya, tidak hanya sebagai daya tarik wisata tetapi dengan keindahan desain dan material pembuatannya dapat tampil sebagai penggerak ekonomi rakyat. Selain dapat menggerakkan ekonomi, batik banyak disukai oleh segala jenis umur, yang dimulai dari anak muda hingga orangtua. Selain itu batik Indonesia bisa menyejahterakan rakyat, karena dapat menggerak perekonomian nasional. Dari batik masyarakat bisa membuat inovasi-inovasi industri kreatif dari batik.

Salah satu bukti batik dapat menggerakan perekonomian terlihat dari data yang dihimpun oleh Kementerian Perindustrian tahun 2010. Nilai produksi industri batik dalam negeri menembus angka Rp 732,67 miliar atau naik 13 persen dari periode sebelumnya Rp648,94 miliar. Nilai bahan baku industri batik di dalam negeri mencapai Rp 403,92 miliar, sementara telah terjadi nilai tambah sebesar Rp 340,61 miliar.

Pada tahun yang sama tercatat industri batik mampu menyerap 70.395 orang tenaga kerja atau terus meningkat setiap tahun.

Director Representative UNESCO Hubert Gijzen, menjelaskan pengakuan UNESCO menjadi memastikan generasi muda melestarikan budaya yang sudah diakui dunia seperti batik. Ia yakin setiap batik memiliki nilainya masing-masing.

Batik amat identik dengan Indonesia. Sehingga hampir seluruh wisatawan yang datang, baik lokal maupun turis asing, pasti membeli batik. Batik yang telah diakui UNESCO sebagai warisan budaya tak benda perlu ditindak lanjuti atas pengakuan tersebut. Indonesia harus lebih mempopulerkan dan mengembangkan lagi batik, sehingga menjadi kebutuhan tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia internasional, ucap dia.

Untuk itulah diadakan World Batik Summit (WBS) 2011. Kegiatan yang baru pertama kali diadakan ini dalam rangka memfasilitasi pertukaran pengetahuan dan evaluasi mengenai tehnik produksi, ide-ide praktis dan metode pemasaran. Selain itu juga dibahas batik sebagai daya tarik wisata.

Wisatawan mancanegara yang datang tidak hanya ingin melihat kekayaan alam tetapi juga kekayaan budaya Indonesia, termasuk batik. Sebagai living heritage, batik sangat penting untuk dijaga kelestariannya, ungkapnya.